Satu dua tiga sepuluh seratus seribu
Entah, entah berapa kali baju ini ku rusak
Padahal baju ini selalu menjagaku
Melindungiku dari panasnya dunia
Menghangatkan dari bekunya suasana
Alibi bak tameng baja nan kokoh
Aku menyayangi bajuku ini kok
Tiba-tiba satu kancing terlepas dari tempatnya
Sedikit terbuka dadaku
Tak apalah masih ada kancing yang lain
Tak peduli dengan satu kancing yang terlepas
Baju itu tetap setia melekat
Selalu menjagaku
Melindungiku
Dan menghangatkanku
Namun debu yang melekat tak ku abaikan
Kotoran ku anggap angin lalu
Noda-noda..ah sudah biasa
Satu persatu kancingnya berjatuhan
Jahitan pinggirnya semakin menganga
Ah..tak apalah
Baju ini masih melekat di badan
Masih bisa menjagaku
Masih bisa melindungiku
Dan ya..masih bisa menghangatkanku
Tiba-tiba tiupan amarah datang menerpa
Mengibas-ngibaskan baju itu
Ku coba menahannya sekuat tenaga
Baju itu seakan mau terlepas
Begitu kencangnya angin itu
Badanku menggigil
Dinginnya meresap kesetiap sudut tulang
Kurasakan tiada lagi yg menjagaku
Tiada lagi yang melindungiku
Dan tiada lagi yg menghangatkanku
Tersadar di atas lidahku
Semua bertopeng ego
Semua beralaskan ingkar
Semua menyakiti
Semua tiada berarti
Semua
Kukumpulkan seluruh energi
Kumantapkan kaki-kaki
Kukokohkan dinding hati
Untuk menggerakkan lidah ini
Maafkan aku sayangku
Maafkan aku
Nich aku buat-Kan Buat KALIAN yg telah menyakiti-Nya....
0 comments:
Post a Comment